Budaya betawi
1. Bahasa
Dialek bahasa Betawi juga mencirikan perpaduan
berbagai macam kebudayaan. Bahasa dari berbagai daerah lain di Nusantara dan
budaya asing memberi kontribusi nan cukup dominan dalam pembentukan bahasa
Betawi.
Bahasa Melayu contohnya. Karena banyaknya pendatang
dari Sumatera dan Kalimantan Barat, bahasa Melayu sering digunakan di Betawi.
Padahal, penduduk orisinil Betawi awalnya menggunakan bahasa Kawi. Mereka
menduduki daerah sekitar pelabuhan Sunda Kalapa. Bahkan, bahasa Melayu pun
turut digunakan oleh suku Sunda nan menempati wilayah ini.
Menurut sejarah, masuknya bahasa Melayu ke Betawi
seiring dengan eksvansi kekuasaan Kerajaan Sriwijaya dari Sumatera menduduki
Kerajaan Tarumanagara di Sundapura. Kerajaan Tarumanagara ditaklukkan sebab
dinilai lalai. Saat dimintai pertolongan oleh Sriwijaya, Kerajaan Tarumanagara
tak sungguh-sungguh menjaga perairan bahari nan berada di sebelah barat Sungai
Cimanuk.
Wilayah perairan bahari sebelah barat Sungai Cimanuk
dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya menyusul Perjanjian Damai Sriwijaya-Kediri nan
dimediasi oleh China. Bersamaan dengan itu, bergerombolah pendatang dari
Sumatera dan Kalimantan Barat ke pelabuhan Sunda Kalapa.
Selanjutnya, seperti digambarkan dalam naskah antik
Bujangga Manik nan disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris, ada
disparitas bahasa nan sangat mencolok antara nan digunakan oleh orang-orang di
sekitar Batavia dan suku Sunda. Karenanya, awal abad ke-20, Belanda menyebut
warga di sekitar Batavia sebagai etnis Betawi.
Akan tetapi, bahasa Sunda tetap bercokol di wilayah
tersebut. Maka tidak heran bila banyaknya nama-nama daerah dan sungai nan masih
kental dengan bahasa Sunda. Seperti Cideng berasal dari Cihideung. Lalu,
berubah menjadi Cideung dan belakangan menjadi Cideng. Nama-nama Sunda lainnya
di antaranya Ciliwung, Cilandak, Ancol, dan Pancoran.
Kini, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi nan
digunakan di Jakarta. Untuk bahasa percakapan sehari-harinya penduduk Jakarta
menggunakan bahasa Indonesia berdialek Betawi.
2. Kesenian
Kesenian Barat, Tionghoa, Arab, Melayu, dan Sunda
sangat memengaruhi seni musik Betawi. Akan tetapi, bagaimanapun kuatnya
pengaruh tersebut, rona musik nan dihasilkan tetap khas budaya Betawi.
Berikut ini beberapa jenis seni musik Betawi.
- Keroncong
tugu berlatar belakang Portugis-Arab,
- Gambang
kromong nan awalnya berasal dari seni musik orisinil Tionghoa,
- Tanjidor
berlatarbelakang ke-belanda-an, dan
- Rebana
berakar pada tradisi musik Arab.
Beberapa jenis seni tari Betawi.
- Tari
samrah,
- Tari
cokek,
- Tari
zapin,
- Tari
topeng betawi,
- Tari
blenggo,
- Tari
yapong dipengaruhi tari jaipong Sunda, dan
- Tari
cokek.
Beberapa jenis seni peran Betawi
- lenong,
- tonil,
- shahibul
hikayat (teater tutur),
- gambang
rancang (teater tutur), dan
- wayang
kulit Betawi.
- Biasanya
melakonkan keseharian rakyat Betawi.
Cerita rakyat Betawi, berikut cerita rakyat Betawi nan cukup melegenda:
- Si
Pitung (jawara Betawi),
- Serial
Jagoan Tulen (jawara Betawi),
- Si
Jampang (jawara Betawi),
- Nyai
Dasima, menceritakan kehidupan ketika zaman kolonial,
- Mirah
dari Marunda,
- Murtado
Macan Kemayoran,
- Juragan
Boing dan nan lainnya.
3. Senjata tradisional Betawi
Bendo atau golok dengan sarungnya terbuat dari kayu.
4. Sandang adat Betawi
Pakaian adat laki-laki orang Betawi berupa tutup kepala
nan biasa disebut destar atau liskol. Baju jasnya menutup leher (jas tutup). Ke
bawah mengenakan celana panjang batik. Selembar kain batik atau lockan
melingkar pada bagian pinggang dan sebilah belati diselipkan di depan perut.
Sandang adat wanitanya berupa kebaya dilengkapi selendang panjang nan menutup
kepala serta kain batik.
Sedangkan baju pengantin pria terdiri dari sorban,
jubah panjang, dan celana panjang. Komposisi ini banyak dipengaruhi kebudayaan
Arab. Baik pengantin pria maupun pengantin wanita mengenakan terompah (alas
kaki). Motifnya banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Arab.
Kebudayaan China lebih mempengaruhi baju adat
pengantin wanita. Si pengantin tampak anggun mengenakan yangko (penutup muka),
dengan pakaian model encim dan rok panjang. Tampak peniti rante dan ikat
pinggang dari bahan emas atau perak melengkapi busana.
Tamu undangan biasanya memakai hiasan gelang
listering, serta cincin berbentuk belah ketupat.
5. Masakan Betawi
Bir pletok ialah minuman unik orang Betawi. Minuman
nan diadopsi dari barat ini memiliki cita rasa tersendiri. Bir peletok berbahan
dasar jahe, bisa menghangatkan dan menyehatkan badan. Disebut bir pletok, sebab
syahdan saat dimasak bir ini mengeluarkan bunyi "pletak-pletok".
Sementara jenis makanan tradisional khas etnik Betawi
di antaranya sayur babanci (sayur 1.000 bumbu), gado-gado, geplak, dan kerak
telor.
6. Prosesi pernikahan adat Betawi
Berikut ini prosesi unik pernikahan adat Betawi:
- Bawaan
pengantin pria
Bawaan wajib bagi mempelai pria terdiri atas sirih
lamaran sebagai simbol menghormati pihak perempuan, maket masjid sebagai pesan
kepada pihak wanita buat tak lupa beribadah. Bawaan wajib lainnya ialah
kekudung, mahar (mas kawin), pesalinan, dan petise. Pesalinan berupa baju
wanita dan roti buaya. Sedangkan petise ialah kotak berisi sayur mayur atau
bahan mentah buat pesta.
- Roti
buaya
Buaya menjadi simbol kesetiaan. Dengan menjunjung
kesetiaan pasangan akan abadi dan tak berpoligami. Pasangan ini juga selalu
mencari makan bersama-sama.
Itulah makna nan terdapat pada simbol sepasang roti
buaya. Terkadang disertakan juga roti buaya kecil. Hal ini menunjukkan simbol
anak kedua pengantin kelak.
- Arak-arakan
pengantin
Saat akan melakukan akad nikah, mempelai pria dikawal
bak seorang raja. Mempelai pria juga diiringi rombongan nan membawa seserahan.
Ondel-ondel, tanjidor , marawis, dan dua pemuda nan membawa bunga kelapa
(lambang kemakmuran) turut meramaikan suasana. Posisinya berada di bagian
depan.
Begitu rombongan tiba akan disambut dengan letusan
petasan, penanda akan diselenggarakan hajat besar.
- Buka
palang pintu
“Buka palang pintu” ialah sebuah prosesi nan dilewati
mempelai pria sebelum akad nikah. Maksudnya sebagai ujian bagi mempelai pria
agar diterima menjadi calon suami. Dalam prosesi ini, utusan keluarga pria dan
wanita saling berbalas pantun dan adu silat.
7. Rumah khas etnik Betawi
Rumah tradisional etnik Betawi lazimnya terdiri atas
tiga bagian. Bagian pertama kawasan publik yaitu ruang tamu atau amben. Kedua
kawasan privat yakni ruang tengah dan kamar atau pangkeng. Ketiga kawasan
servis yaitu dapur atau srondoyan.
Dalam arsitektur Betawi dikenal adanya balaksuji.
Keberadaan konstruksi tangga nan banyak ditemukan pada jenis rumah anjung ini
dinilai sakral. Sebab, jika ada orang nan melewati balaksuji diartikan menuju
kesucian.
Dilihat dari bentuknya, berikut ini beberapa rumah
etnik Betawi.
- Rumah
joglo
Bentuk atapnya menjulang ke atas dan tumpul. Tak jauh
berbeda dari rumah joglo Jawa. Rumah joglo memiliki dua serambi. Serambi
belakang buat menerima tamu perempuan dan serambi depan buat menerima tamu
laki-laki. Pintu masuknya terdapat di samping.
- Rumah
kebaya
Disebut rumah kebaya, sebab tampak sampingnya
berlipat-lipat seperti lipatan kebaya. Rumah nan memiliki beberapa pasang atap
ini sebagai simbol penduduk Jakarta. Artinya, terdiri atas berbagai suku
bangsa.
- Rumah
panggung
Rumah anjung terbuat dari kayu. Rumah etnik Betawi
pada sekitar abad 15-16 ini, mirip dengan rumah adat Melayu. Rumah anjung
didesain agar mampu menahan banjir nan sewaktu-waktu datang. Biasanya banyak
ditemukan di daerah berawa atau di pesisir pantai Marunda.
- Rumah
bapang dan gudang
Rumah etnik Betawi nan berbentuk segi empat polos dan
sederhana. Jika atap rumah bapang berbentuk pelana tak penuh dan lebar, rumah
gudang aapnya berbentuk pelana utuh.
8. Boneka maskot Betawi
Ondel-ondel ialah kesenian rakyat Betawi nan akhirnya
menjadi “maskot” kota Jakarta. Para pakar menegaskan boneka ondel-ondel sudah
ada sejak berabad-abad lalu. Boneka raksasa berangka bambu setinggi 2,5 meter
ini dibuat buat keperluan upacara. Ondel-ondel dipercaya memiliki kekuatan
gaib. Tugasnya menjaga keselamatan kampung beserta isinya. Karenanya,
ondel-ondel selalu dihadirkan tatkala melakukan upacara higienis desa atau
sedekah bumi.
Zaman terus berkembang. Kini, ondel-ondel berfungsi
sebagai pemeriah suasana. Baik pada arak-arakan penganten sunat, perkawinan,
peresmian, maupun pawai. Selain itu, tentunya menjadi “maskot” DKI Jakarta.
